Saturday, February 25, 2012

Mesin Waktu

Mencarinya itu seperti terlelap saat sebelumnya meminum obat tidur dosis tinggi, 
Bukan karena mudahnya, tapi aku seperti sudah tahu harus mencarinya dimana, 
Hidungku sudah langsung bisa membaui dari jarak berkilo-kilo meter jauhnya 

Tak perlu repot-repot datang ke rumah untuk memberitahuku, dan juga tak perlu siarkan lewat toa di masjid dekat pertigaan itu karena telingaku sudah sangat bisa mendengar walaupun aku dikurung dalam sebuah ruangan yang hanya berjendela satu 

Hanya saja, tahukah, berharap itu seperti berusaha terbang ke langit kesembilan menggunakan sayap buatan yang bulu-bulunya hampir habis karena rontok berjatuhan 

Dan, bisa dibayangkan rasanya jika berhasil mencapai nirwana dimana pohon kuldi berada, atau rasanya jatuh terhempas ke bawah? 

Hebatnya, 
Senyumnya dan senyumku tak akan pernah habis 
Di saat apapun. 
Kan? 

No comments:

Post a Comment