Sumber : http://new-littlesun.blogspot.com/ |
Banyak mantra dan ritual yang dijalani sang perempuan. Dari
kemenyan sampai bunga melati. Setelah bertemu mangsa, dia akan menggelendot
manja dan menjilati keringat mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hingga
akhirnya mencabut otak mereka, mencucinya dengan sabun cuci, sebelum
dipasangkan ke kepala mereka kembali.
Dan kami adalah para perempuannya para lelaki itu. Lelaki yang
selalu dimodusi dan dijampi-jampi. Tahukah kamu, mata perempuan itu akan
berwarna merah, suaranya yang melenguh berubah menjerit kegirangan dan
berkoar-koar, merasa puas selayaknya orgasme ,ketika kami mencoba marah dan
berubah seperti cacing kepanasan.
Kata orang pintar, dia itu dibuat dari api. Percuma jika kita
memukulinya dengan kayu, karena nyala dan kekuatannya akan semakin besar tak
terkalahkan.
Dia, si perempuan api. Yang bersembunyi di balik kerudung
biru sendu dan topeng pencitraan.
Kami, para perempuannya para lelaki yang masih dimantrai.
Bantu kami, Tuhan. Enyahkan dia dari muka bumi ini. Atau setidaknya, bebaskan para lelaki kami. Karena, telah kami korbankan hati kami.
Bantu kami, Tuhan. Enyahkan dia dari muka bumi ini. Atau setidaknya, bebaskan para lelaki kami. Karena, telah kami korbankan hati kami.
Ini cerita tentang perempuan. Si perempuan api. Si perempuan
api yang hobi koleksi lelaki.
Weningts, 31 Januari 2014
No comments:
Post a Comment